Bersama Kita Membangun Bonapasogit

Selasa, 29 April 2008

Masyarakat Minta Sanggam Hutapea Perhatikan Siborong-borong

Saat ini peternak di Siborong-borong menghadapi masa sulit dengan datangnya penyakit yang menyerang hewan ternak milik warga. Belakangan, ditemukan sekitar 15-20 ekor ternak babi milik warga yang mati secara mendadak akibat penyakit yang belum diketahui penyebabnya. Penyakit ternak ini menyerang di beberapa desa yang berada di wilayah Kecamatan Siborong-borong.

Selain itu, sebahagian besar peternak babi dan kerbau memilih mundur akibat tidak seimbangnya jumlah ternak dengan pakan ternak yang tersedia. Sulitnya memperoleh pakan ternak juga diikuti dengan harga yang semakin mahal.

Kondisi ini diungkapkan St. Jaunggal Tampubolon kepada Ir.Sanggam Hutapea,MM di Sopo Maria Siborongborong, Sabtu (26/4) pada Bhakti Sosial Pertanian dan Peternakan yang dilaksanakan oleh Sanggam Hutapea Center (SHC-red), diikuti kurang lebih 1500 masyarakat petani dari Kecamatan Pagaran dan Siborongborong-Taput.

Berbagai permasalahan yang dihadapi petani saat ini, juga terungkap dalam pertemuan tersebut. Selama dua jam Ir Sanggam Hutapea memberikan paparan tentang pengembangan perekonomian masyarakat yang mungkin dapat dilakukan. Konsep dorongan untuk mendongkrak sektor-sektor yang belum digarap secara maksimal juga diutarakan pria alumnus SMA Negeri Tarutung itu. Namun dia memuji bahwa etos kerja masyarakat dua kecamatan ini sangat bagus.

Menjawab pertanyaan masyarakat soal pemasaran yang menjadi kendala utama, dia mengatakan mandeknya pemasaran merupakan kondisi buruk dalam memacu semangat petani. Misalkan cabe, sebenarnya permintaan sangat tinggi di pasar nasional. Untuk memperluas akses pemasaran petani bisa saja melakukan kerjasama dengan Indofood, petani juga harus berusaha menghindari pasar yang tidak jelas.

Sanggam Hutapea dalam pertemuan dengan warga dari dua kecamatan tersebut Didampingi DR Sabam Malau, seorang anak rantau tamatan Institut Pertanian Bogor dan meraih strata III dari Jerman. Saat ini Sabam berprofesi sebagai dosen di Universitas HKBP Nomensen. Inti pertemuan, masyarakat meminta agar Ir Sanggam Hutapea MM memberikan perhatian serius untuk mengembangkan pembangunan perekonomian di Siborong-borong.

Sanggam Hutapea saat mempresentasikan tujuan berdirinya SHC dimana puluhan intelektual dari berbagai displin ilmu bergabung didalam, menegaskan orientasi pendirianya adalah untuk memajukan Taput. ”Untuk membangun Taput, saya membutuhkan pemikir profesional dan teruji. Mereka yang bergabung banyak membantu saya, bahkan beberapa person memberikan donasinya sebagai dukungan terhadap langkah SHC,” tegasnya.

Dibagian lain dia menyebut usaha meminimalkan pengangguran adalah dengan mendorong pembangunan industri sebagai upaya membuka peluang penyerapan tenaga kerja. Munculnya industri akan berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat yang lebih dinamis dan tumbuhnya kawasan-kawasan ekonomi baru,” sebutnya.

Sanggam sendiri mengutarakan dia bersama anak rantau sangat peduli pembangunan di Bona Pasogit yang bergabung di SHC dengan melakukan diskusi menyusun Master Plan Pembangunan Tapanuli Utara dengan pola pendekatan kepada pembangunan ekonomi kerakyatan. ” Pendidikan, kesehatan sangat hakiki dan tidak mungkin dikesampingkan, tetapi jika sektor ekonomi rakyat terbangun dengan baik rakyat dapat keluar dari kedua permasalahan tersebut,”ujarnya.

Hal-hal mendasar menyangkut kehidupan petani dan pengusaha kecil ikut dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Sanggam sendiri juga menyoroti beberapa hal seperti baju dinas pegawai dan anak sekolah yang selama ini masih didatangkan dari luar. Dia berjanji, bersama koneksi bisnisnya di Jakarta akan menjajaki kemungkinan mendirikan industri konveksi di Taput untuk memenuhi kebutuhan baju baju dinas yang dibutuhkan lokal.

Romantisme kedaerahan menurut Sanggam juga masih patut dipertahankan. Ada petenun ulos, bisa saja bahan pakaian untuk PNS dapat dipadupadankan dengan ulos, petenun ulos pun akan hidup dan berkembang, mata rantai ekonomi akan terbangun. ” sebut Sanggam.

Pasar produk komoditas pertanian perlu dipikirkan kedepan. Seluruh pemangku amanah terkait peningkatan ekonomi rakyat harus berjibaku. Tanya apa yang dibutuhkan pasar, lalu sampaikan ke masyarakat dan dorong untuk mengembangkan jenis komoditas yang diminati pasar. Selanjutnya jaminan keberlanjutan pasar itu juga harus dikawal.

Bahan baku benang yang dibutuhkan pengrajin tenun yang kadang-kadang hilang juga harus dipikirkan. Para petenun jangan dibiarkan dengan kondisi itu, inilah yang harus disikapi. Membangun gedung bukan pekerjaan besar, tetapi membangun sektor-sektor yang masih tidur adalah pekerjaan besar. Mengundang investor dengan komitmen membangun tentu pekerjaan yang harus diupayakan pemangku amanah,” jelasnya.

Terkait pengembangan Taput, khususnya Siborongborong Bandara Silangit adalah aset yang harus ditingkatkan. “Posisi bandara yang berada di jantung wilayah Tapanuli sangat ideal untul dikembangkan. Pesawat-pesawat berbadan besar (boeing) harus bisa mendarat di Bandara Silangit. Dampaknya, perantau dan investor tidak akan berpikir datang ke Bona Pasogit, bisa langsung dari Jakarta dan daerah luar lainya. Peluang pemasaran produk unggulan petani di Taput juga akan terbuka lebar “Pengembangan Kawasan Silangit akan tetap kita dorong, suatu saat, kita akan dorong ke DPR dan menteri, “ ujarnya.


Ir Sanggam Hutapea dalam pertemuan itu sempat gelisah dan seakan ingin berontak. Kegelisahan itu muncul saat Berman Pasaribu yang berdomisili di Bahal Batu mengungkapkan bahwa untuk memperoleh pupuk bersubsidi dari penyalur yang ada di kota Siborong-borong saja, diharuskan mempunyai KTP, padahal mengurus KTP saat ini sulit akibat himpitan ekonomi, banyak orang tua dikampung saya sangat sulit mengurus KTP, terkendala di biaya pengurusan. ”Tolong pak, mohon kami dibantu, ” ujar Berman Pasaribu.


Mendengar keluhan ini, Sanggam menyebut masalah pupuk sebenarnya masalah Nasional, tetapi saya sangat tidak setuju bila perolehan pupuk bersubsidi harus menunjukkan KTP. ”Ini negara merdeka, saya protes kalau yang satu ini, sebab selain masyarakat diperhadapkan dengan sulitnya mengusur KTP, kenapa mereka justru dipersulit untuk memperoleh pupuk bersubsidi, jangan lagi dibebani rakyat”, ujarnya dengan nada tinggi.

Sebelumnya beberapa masyarakat mengungkapkan bahwa hanya sebahagian kecil saja masyarakat yang saat ini mempunyai sertifikat tanah. ”Inilah salah satu kegelisahan, termasuk seringnya konflik akibat warisan. Bila penting dilakukan Proyek Daerah (Proda) tanpa mengesampingkan Prona (Proyek Nasional). Tidak saatnya lagi masyarakat hidup dalam “zona kabur”, sertifikasi kepemilikan tanah harus jelas, sebutnya.

Penanggulangan Penyakit Ternak dan Kopi

Kecamatan Siborongborong yang saat ini diperhadapkan dengan munculnya penyakit ternak dan berbagai kendala yang dihadapi petani kopi. Sanggam Hutapea berjanji mengupayakan menurunkan ahli tanaman kopi dan ternak ke Siborongborong. Tetapi Sanggam Hutapea kepada ribuan petani yang hadir mengingatkan bahwa Sanggam Hutapea Center, bukanlah sebuah lembaga yang dapat melakukan apa saja untuk menangani semua permasalahan, namun sebahagian dari kendala yang dihadapi masyarakat saat ini kemungkinan dapat ditangani.

Melihat tanaman holtikultura Siborong-borong punya prospek untuk dikembangkan, dia pun akan mengusahakan mengirim petani ke Barastagi untuk belajar/studi banding tentang pertanian yang lebih profesional khususnya tanaman holtikultura.

Turunya ahli ternak ini juga bisa bekerja untuk mengkaji kemungkinan kotoran ternak dijadikan bahan biogas. Dapat dipakai untuk memasak dan untuk kebutuhan lain. Ahli akan membuat percontohan, warga akan memahami dan terdorong melakukan itu.

Pada kesempatan tersebut, Sanggam Hutapea Center memberikan bantuan ternak induk kepada kelompok tani di Kecamatan Siborong-borong masing-masing Lobu Siregar, Kelurahan, Pakkarapan, Sitampurung, Lumban Tonga-tonga, Paniaran. Sementara kelompok tani dari Kecamatan Pagaran masing masing Simamora Hasibuan, Sipultak, Parhorboan I dan Parhorboan II. ”Ini bukan sumbangan, tetapi lebih ideal disebut kewajiban dari sebuah panggilan jiwa membantu saudara saudara di Bona Pasogit,” katanya kepada puluhan wartawan.

Sanggam Hutapea kepada mengatakan dirinya bukan bermaksud show dengan memboyong para intelektual ke Taput. “Saya harus mempertegas keinginan untuk memajukan daerah ini harus didukung potensi sumber daya manusia. Untuk apa kita bicara soal pembangunan, jika ahlinya saja tidak pernah turun ke lapangan Metode seperti ini sudah biasa saya lakukan dalam pengembangan wilayah di dibeberapa daerah di Indonesia ,” ujarnya.

Minggu, 27 April 2008

Memaknai Paskah: Tiga Langkah Strategis

HARI-hari raya keagamaan hampir senantiasa menjadi kesempatan amat berharga untuk merenung ulang makna hakiki dari hari-hari raya tersebut. Ia akan terjatuh menjadi sebuah seremoni dan selebrasi tanpa makna andai kata peringatan itu kurang memberi ruang bagi refleksi untuk menelusuri dimensi substansial dari hari raya keagamaan. Bahkan, nilai-nilai sakral dan transendentalnya dapat tereduksi jika pemaknaan kontemporer dari hari raya itu tidak mendapat tempat.


April ini, umat Kristiani memperingati Hari Jumat Agung (kematian Yesus Kristus di kayu salib) dan Hari Paskah (kebangkitan Yesus Kristus dari kematian). Umat Kristiani terpanggil untuk terus-menerus berupaya mencari pemaknaan kontekstual bagi perayaan Paskah di tengah situasi bangsa dan negara seperti sekarang ini. Tatkala negara kesatuan dibayangi perpecahan, ketika konflik bernuansa SARA dijadikan amunisi bagi pertikaian kaum politisi, pada saat kehidupan menjadi kian getir, pedih, dan keras karena situasi ekonomi yang mencekik kehidupan manusia; bagaimana gereja-gereja berkiprah merespons kondisi seperti ini?

Dalam perspektif pemahaman Kristiani, kebangkitan Yesus Kristus pada Hari Paskah adalah tanda yang menunjuk betapa kuatnya kuasa Allah yang berhasil membebaskan manusia dari belenggu dosa, cengkeraman kematian, penjara kekerdilan, sehingga menjadi ciptaan baru, manusia baru. Jalan yang ditempuh Yesus adalah jalan pengorbanan, demi terwujudnya rekonsiliasi manusia dengan manusia, manusia dengan Allah.

Yesus menolak jalan kekerasan dalam mewujudkan cita-cita yang luhur. Ia meminta murid-murid-Nya tidak menggunakan pedang terhadap kelompok-kelompok yang kontra-Yesus. Jalan salib, jalan penderitaan, jalan pengorbanan, jalan kerendahan, jalan kehambaan, adalah jalan yang Yesus pilih secara sadar agar manusia dibebaskan dan diselamatkan. Hari Paskah (dari kata Ibrani pesakh = melewati) adalah hari raya keagamaan Kristiani yang amat sentral dan fundamental.

Alkitab menegaskan, ''Andai kata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kamu.'' Jika Kristus dikalahkan kematian, jika ia dipenjara dan dibelenggu oleh kematian, maka kekristenan adalah suatu ilusi dan omong kosong. Kematian Yesus adalah kematian yang menghidupkan. Menghidupkan manusia memberi pengharapan baru bagi manusia, dan sekaligus antisipasi dari kebangkitan umat manusia di masa depan. Peristiwa Jumat Agung dan Paskah adalah pilar-pilar yang kukuh, yang di atasnya konstruksi kekristenan dibangun dan didirikan.

Gereja-gereja dan umat Kristen Indonesia harus mampu memainkan peran signifikan dan kontributif bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan realitas seperti itu, beberapa langkah strategis harus dikedepankan oleh gereja-gereja.

Pertama, gereja-gereja perlu mengembangkan teologi kemajemukan, teologi yang memberi tempat dan ruang bagi kemajemukan denominasi gereja, kemajemukan agama-agama; terbuka terhadap peran generasi muda, wanita, serta kelompok profesional yang ada dalam masyarakat. Gereja juga dituntut mengelola organisasinya dengan manajemen profesional, didukung SDM berkualitas sesuai dengan kompetisi yang dibutuhkan sebagai gereja di dunia modern. Gereja harus menjadi penuntun umat dalam mengembangkan sikap inklusif, sikap Hamba dan Pelayan yang antikekerasan dan anarkisme.

Kedua, gereja-gereja harus memiliki visi teologis dan wawasan kebangsaan yang kukuh, sebagai teologi yang dirakit dari bumi Indonesia yang pluralis, bukan teologi Barat yang superior, yang menafikan realitas empirik bumi Nusantara. Teologi seperti ini amat memperhitungkan kejelataan, apresiatif pada keragaman kultural, memberi ruang bagi interaksi dengan berbagai potensi strategis dalam masyarakat, memberi tempat pada pengembangan dialog dan kerja sama dengan berbagai agama dan kepercayaan. Harus mendorong gereja menjadi nabi pada zamannya; yang mampu bersikap kritis terhadap penyalahgunaan dan penggumpalan kekuasaan, terhadap pelanggaran HAM, terhadap pengerdilan harkat dan martabat manusia, terhadap diskriminasi wanita dan kekerasan anak; terhadap politisasi agama dan pelecehan agama.

Ketiga, gereja-gereja harus memosisikan diri sebagai institusi yang nonpartisan dan berdimensi universal. Artinya, gereja tidak boleh menjadi sebuah lembaga yang menyuarakan segelintir elite kepemimpinan, teralienasi dari dinamika umat di arus bawah, apalagi yang menjadi instrumen dari suatu kekuatan parpol. Gereja harus benar-benar berada dalam kendali kuasa transenden, kuasa Ilahi, sebab itu ia juga mengatasi tembok-tembok geografis kepemerintahan, dan menjadi gereja yang berdimensi universal dan mondial.

Dalam konteks itu, gereja-gereja di Indonesia harus merekonstruksi ulang pemikiran teologinya, mendesain program pelayanannya dengan tidak menafikan kenyataan empirik, melakukan repositioning dalam upaya mewujudkan kinerja yang proaktif dan responsif di tengah perubahan global yang sedang terjadi. Dengan demikian, gereja terhindar untuk menjadi fosil di tengah sejarah, bahkan presensianya memberi makna substantif bagi umat manusia, bangsa, negara, bagi zamannya. Tatkala fajar Paskah merekah, gereja-gereja di Indonesia harus bangkit dari sikapnya yang introver dan eksklusif menjadi gereja yang membumi di Indonesia .

[Weinata Sairin, Teolog, Sekretaris Umum Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia]
[Gatra Nomor 22 Beredar 16 April 2001]

Kamis, 24 April 2008

Dicari Seorang Bupati di Tapanuli Utara

Untuk membangun Tapanuli Utara dibutuhkan figur pemimpin yang kapabel dan bernurani. Sebab daerah yang pernah dijuluki sebagai “peta kemiskinan“ ini memang belum mampu mensejajarkan diri dengan kabupaten lainya di propinsi Sumatera Utara.

Angka kemiskinan yang menjadi persoalan klasik menjadi permasalahan besar dan akan diperhadapkan kepada pemimpin Taput di masa mendatang.Jumlah penerima beras miskin setiap tahun menjadi salah satu indikator kuat betapa jumlah kemiskinan di daerah ini belum dapat ditekan.

Dimpos P Manalu M.Si dari Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat mengatakan pemimpin Taput ke depan harus dapat menjawabnya, sebab angka diatas 25 persen jumlah penduduk yang tergolong miskin, sebuah kondisi yang sebenarnya sangat menggelitik, jika dikaitkan bahwa daerah ini sangat kaya dengan sumber daya alam .

Jumlah pengangguran juga ikut menjadi penyumbang utama bertahanya angka kemiskinan di Taput. ”Jawabanya sederhana,menciptakan lapangan pekerjaan berskala lokal, injeksi pada usaha usaha kecil, pertanian, mendorong timbulnya prakarsa masyarakat dalam berbagai sub sektor pembangunan, jaminan harga komoditas, menciptakan iklim usaha yang kondusif yang mampu menggaet investor,memangkas belitan birokrasi yang terlalu panjang, merupakan sebahagian dari upaya yang seharusnya dilakukan pemimpin Taput mendatang”, kata Dimpos pada batakland.

Persoalanya, untuk keluar dari balutan kemiskinan ini diperlukan pemimpin yang mempunyai komitmen kuat, idealisme membangun, tangguh, kapabel dan bernurani.Rekam jejak yang baik dari calon pemimpin pun menjadi modal. Sebab, jika ditopang dengan intelektual, pengalaman diberbagai lintas satuan kerja, dia akan lebih lihai memenej seluruh stake holder (pemangku amanah) agar bekerja secara sungguh sungguh dan kompetitif.

Siapa???

Bukan pengkultusan, namun dari sederet calon kandidat yang muncul saat ini, Ir Sanggam Hutapea MM oleh berbagai kalangan menjadi salah satu yang dinominasikan masuk dalam kategori tersebut. Pria yang sempat bekerja di institusi pemerintahan di Departemen Transmigrasi RI dan pengalamanya menangani proyek proyek yang dibiayai Bank Dunia (world bank) khususnya dalam bidang pengembangan wilayah (Regional Develovment) yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia, membuat Sanggam sangat akrab dengan berbagai konsep dan implementasi pembangunan suatu wilayah. Dia dinilai akan mampu membawa Tapanuli Utara kearah yang lebih maju.

Tidak hanya itu saja, dari rekam jejak yang dihimpun mengenai Sanggam, selepas dari Studi Pasca Sarjana UGM, dia mulai memasuki dunia swasta.Tercatat Sanggam pernah menjadi Senior Vice President di Bank Pacific Jakarta dan selanjutnya menangani Busines Development Nugra Santana group, sebuah grup bisnis nasional yang bergerak dibidang Pertanian dan Perkebunan, Property, Industri Kapal/Tanker, Pharmasi, Pertambangan serta Perhotelan. Dunia usaha yang kompetitif dan dinamis tersebut telah menempa Sanggam untuk tampil menjadi bagian penting dari sebuah perusahaan nasional. Dunia kerjanya pula yang membawa dia pada pergaulan internasional.

Kehadiran Sanggam di Tapanuli Utara dua bulan belakangan sebenarnya mulai terasa dan hangat dibicarakan.Konsep pendekatam dirinya kepada masyarakat juga dianggap sangat elegan dan terpuji. Diapun kabarnya telah mendapat “restu” dari anak rantau yang selama ini peduli dengan pembangunan di Bona Pasogit. Dukungan terhadap dirinya pun terus mengalir, baik dari kelompok akademisi, intelektual, pedagang, petani, guru,PNS ,pengusaha kecil , tak ketinggalan kaum muda yang mempunyai basis masing masing.

Fenomena Sanggam Hutapea adalah jawaban dari sebuah keinginan pembaharuan di Taput. Pengaruhnya, berdiri beberapa kelompok sukarelawan peduli pembangunan di Taput yang memberikan dukungan kepada Sanggam Hutapea. Mereka bekerja mensosialisasikan Ir Sanggam Hutapea hingga ke pelosok desa agar ketokohannya semakin dikenal masyarakat. ”Jika ingin memiliki pemimpin yang merakyat dan bernurani, kita juga harus ikut berjuang, agar apa yang kita cita citakan dapat tercapai, yakni Taput yang lebih maju”, ujar Mangapul Panggabean.

Tak hanya mereka, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ir Nurdin Tampubolon juga bangga melihat kepedulian Sanggam atas penderitaan masyarakat petani coklat di Pahae Tapanuli Utara, yang kurun waktu 1 tahun mengalami penurunan hasil panen akibat hama helopetis

Dia meminta Sanggam untuk menggalang kepedulian anak rantau membangun Taput. “Putra daerah seperti Sanggam Hutapea yang punya potensial, punya peluang untuk memimpin Taput. Peluang itu sangat terbuka, sebab masyarakat tentu akan memilih yang terbaik”, ujar Nurdin seperti yang dilansir di salah satu harian ibukota.

Aktifis LSM Andy Erge di Jakarta juga mengatakan Taput saat ini butuh pemimpin yang mampu melakukan pembaharuan untuk mengangkat daerah ini sejajar dengan kabupaten yang sudah maju di Sumut.” Sanggam Hutapea adalah salah seorang putra daerah yang mampu melakukan itu, ujarnya.

Menurutnya Sanggam mempunyai track record yang cukup membanggakan dan dikenal luas dikalangan elite politik dan pengusaha. Sanggam juga memiliki jaringan yang luas untuk memasarkan produk produk pertanian Taput. ”Bila figur seperti Sanggam hadir di Taput, lima tahun kedepan wajah Taput yang selama ini dikategorikan sebagai daerah tertinggal, akan mampu bangkit dengan konsep pembangunan memberdayakan seluruh potensi SDM di Taput.

“Untuk memenuhi panggilan jiwa membangun Taput, saya pikir Sanggam akan memberikan yang terbaik dan menerapkan apa yang diperolehnya selama meniti karir. Maka jika Sanggam mau turun ke Taput, dengan mencalonkan diri sebagai calon bupati Taput nanti, maka masyarakat Taput akan memperoleh pilihan untuk menentukan pemimpinya untuk kebangkitan daerah itu”, ujar Erge di Jakarta kepada salah satu harian terkemuka.

Menghitung Hari

Untuk menjadi orang nomor satu didaerah yang mayoritas penduduknya hidup dari pertanian ini bukanlah hal yang mudah. Selain figur yang muncul saat ini berusaha untuk meminang parpol sebagai kenderaan politik, para calon kandidat itupun harus berjibaku untuk mensosialisasikan dirinya ketengah masyarakat dengan beragam cara. Disisi lain masyarakat pun saat ini ternyata menginginkan agar bupati Taput mendatang adalah yang kapabel dan bernurani. Sebuah isyarat, bahwa pilkada Taput 2008 akan benar-benar menjadi ajang kompetitif yang menyita perhatian semua pihak.

Akankah kabupaten ini mendapatkan figur tersebut? Semoga. Sebentar Kabupaten Tapanuli Utara akan melaksanakan pemilihan langsung Bupati Tapanuli Utara dan Wakil Bupati periode 2009-2014. Diharapkan gaung pesta demokrasi ini akan melahirkan sosok yang kapabel dan bernurani.

Potret Buram Desa Terpencil